Presiden Sukarno, bernyanyi
Ploklamator, mungkin Sangat Mencintai Kekuasaan, tetapi bukanlah Kekuasaan Yang can meremukkan keutuhan Negara Dan persatuan bangsa. Di Saat kemungkinan
ITU dirasanya mengancam, besarbesaran pun Menahan kepedihan Betapa Sistem politik DENGAN ideologi serba Revolusioner Yang dipeliharanya Jatuh berantakan. Different
corak Kontradiksi mendasar Yang diperkenalkannya
has ini mengundang
different corak Krisis Yang
menghantui Kehidupan bangsa Dan Negara. Ketika Semuanya Harus
Berakhir, Demokrasi Terpimpin Yang didirikan Dan dipimpinnya pun diejek sebagai "Orde Lama".
Penggantinya has menampilkan
Diri sebagai "Orde Baru".
Maka sejara Kehidupan bangsa Dan kenegaraan pun memasuki zaman baru - zaman
Yang has ditempa Oleh
different corak Krisis Dan Konflik, Serta dibayangi Oleh dendam Yang tak Mudah terlupakan.
Dilandasi hasrat Kembali Ke idealisme
bangsa Dan Landasan kenegaraan Yang otentik, Orde Baru pun memulai
karirnya DENGAN menampilkan
Diri sebagai representasi Pancasila Dan UUD
1945 Yang murni. Zaman Yang diwarnai
Kehidupan serba Revolusioner diakhiri, Dan periode "Pembangunan Nasional"
Dan Kesetiaan PADA keharusan
Sistem demokrasi - meskipun Beroperasi prosedural Saja - dimulai DENGAN Penuh semangat. Ketika Inilah Pemikiran
TENTANG kebijaksanaan sosial-ekonomi
Yang Sempat terabaikan dihidupkan Kembali, Dan Dunia sastra Kembali
mengarungi lautan imajinasi Yang Tanpa Tepi.
Akhirnya, biarlah renungan PADA Pengalaman Aktual Dari masa Orde Baru emberi
Dari arti Kisah "Berakhir" dan "bermulanya" rezim Kekuasaan hearts Dinamika Kehidupan bangsa.
Posting Komentar