Malam Bencana 1965: Dalam Belitan Krisis Nasional Bagian 3 Berakhir dan Bermula


Presiden Sukarno, bernyanyi Ploklamator, mungkin Sangat Mencintai Kekuasaan, tetapi bukanlah Kekuasaan Yang can meremukkan keutuhan Negara Dan persatuan bangsa. Di Saat kemungkinan ITU dirasanya mengancam, besarbesaran pun Menahan kepedihan Betapa Sistem politik DENGAN ideologi serba Revolusioner Yang dipeliharanya Jatuh berantakan. Different corak Kontradiksi mendasar Yang diperkenalkannya has ini mengundang different corak Krisis Yang menghantui Kehidupan bangsa Dan Negara. Ketika Semuanya Harus Berakhir, Demokrasi Terpimpin Yang didirikan Dan dipimpinnya pun diejek sebagai "Orde Lama". Penggantinya has menampilkan Diri sebagai "Orde Baru".
Maka sejara Kehidupan bangsa Dan kenegaraan pun memasuki zaman baru - zaman Yang has ditempa Oleh different corak Krisis Dan Konflik, Serta dibayangi Oleh dendam Yang tak Mudah terlupakan. Dilandasi hasrat Kembali Ke idealisme bangsa Dan Landasan kenegaraan Yang otentik, Orde Baru pun memulai karirnya DENGAN menampilkan Diri sebagai representasi Pancasila Dan UUD 1945 Yang murni. Zaman Yang diwarnai Kehidupan serba Revolusioner diakhiri, Dan periode "Pembangunan Nasional" Dan Kesetiaan PADA keharusan Sistem demokrasi - meskipun Beroperasi prosedural Saja - dimulai DENGAN Penuh semangat. Ketika Inilah Pemikiran TENTANG kebijaksanaan sosial-ekonomi Yang Sempat terabaikan dihidupkan Kembali, Dan Dunia sastra Kembali mengarungi lautan imajinasi Yang Tanpa Tepi.

Akhirnya, biarlah renungan PADA Pengalaman Aktual Dari masa Orde Baru emberi Dari arti Kisah "Berakhir" dan "bermulanya" rezim Kekuasaan hearts Dinamika Kehidupan bangsa.



Malam Bencana 1965: Dalam Belitan Krisis Nasional Bagian 3 Berakhir dan Bermula










Posting Komentar

 
Top