Ngenest 3



 Dan ternyata rumahnya Nina emang mewah banget, sampe ke toiletnya. Bayangin aja, toiletnya itu luasnya sekitar 2×3 meter. Luas bangetlah untuk ukuran sebuah toilet.Lantainya pake marmer, plus dikasih karpet di tengah-tengah. Gile, kamar mandi aja pake karpet. Kamar tidur pake apa coba, ubin batu akik? Udah gitu, dindingnya dipakein walpaper. Kalo wallpaper buat komputer sih enak tinggal donlot gratis, kalo ini kan kudu beli mahal. Setembok penuh pula. Bukan cuma itu, kamar mandi ini juga ada AC-nya! Ngeliat segala kekerenan itu, gue cuma bisa bergumam dalam hati, “Sial, apa gue pindah kost ke sini aja ya?”
“Kencan Pertama Yang Luar Biasa”

Gue nggak nyangka kalo situasi di dalam ruang bersalin bakal rusuh begini. Asli, gue dicubit, digampar, dijambak, komplitlah. Pokoknya kayak rekap best of the best hukuman bokap ke gue selama enam tahun masa SD, dikompilasi dalam format zip berdurasi setengah jam. Dan yang gue amat sesalkan, kenapa di depan rumah sakit nggak ada yang jual helm dan tameng yang suka dipake polisi anti huru-hara. Padahal itu akan sangat membantu melindungi para suami yang berjuang menemani istri mereka.
“Drama Ruang Bersalin”
===========================
-Novel Ngenest edisi film persembahan Rak Buku-

About the author

Ernest Prakasa (lahir 29 Januari 1982; umur 33 tahun) adalah seorang pelawak tunggal Indonesia. Ia dikenal sejak meraih peringkat ketiga dalam acara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) pada 2011 dan juga dikenal sebagai seorang komedian Tionghoa-Indonesia yang sering menjadikan kehidupan etnisnya sebagai materi komedi tunggal.

Awal karier Ernest adalah di industri musik, yakni dengan bergabung bersama Universal Music. Ia lalu melanjutkan kiprahnya di Sony Music. Nyaris enam tahun berkutat di industri musik, Ernest mendaftarkan diri ke program televisi Kompas TV, yakni Stand Up Comedy Indonesia. Ia berhasil lolos audisi dan terpilih menjadi satu dari tiga belas finalis dari seluruh Indonesia, dan meraih peringkat ketiga dalam kompetisi tersebut. Ernest akhirnya memutuskan diri untuk terjun dan menekuni profesi pelawak tunggal secara penuh. Bersama Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Isman H. Suryaman dan Ryan Adriandhy, Ernest mendirikan Stand Up Indo, sebuah komunitas pelawak tunggal pertama di Indonesia, yang hingga kini telah memiliki sub-komunitas di lebih dari 15 provinsi, dan dianggap sebagai salah satu perintis budaya komedi tunggal di Indonesia.

Ernest telah melakukan sebuah tur komedi tunggal pada 2012, dan ia merupakan komedian pertama Indonesia yang melakukan hal itu. Tur tersebut dinamai Merem Melek, menjelajah 11 kota dari Bandung, Semarang, Solo, Denpasar, Malang, Surabaya, Makassar, Kendari, Samarinda, hingga Palangkaraya, dan ditutup di Gedung Kesenian Jakarta pada 10 Juli 2012. Ia juga pernah menggelar sebuh pertunjukan komedi tunggal khusus bersama para komedian dari etnis Tionghoa-Indonesia, berjudul Ernest Prakasa & The Oriental Bandits yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 9 Februari 2013, sehari sebelum perayaan Imlek.

Di bulan November 2013, ia melakukan tur keduanya yang diberi judul Illucinati, menyambangi 17 kota yakni Makassar, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Banda Aceh, Semarang, Solo, Jogjakarta, Padang, Depok, Bandung, Bogor, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Denpasar, dan ditutup kembali di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Januari 2014. Acara puncak ini menorehkan rekor sebagai komedi tunggal spesial pertama di Indonesia yang digelar sebanyak tiga kali pertunjukan dalam satu hari.  



Ngenest 3







Posting Komentar

 
Top