Ngenest 1



Dibanding bokap, keluarga nyokap gue tuh lebih original Cinanya. Gaya ngomongnya masih totok banget.
Bagi mereka, gak ada istilah “kami” atau “kalian”. Adanya adalah “gua orang” dan “lu orang”.
Kesannya insecure banget ya? Gue juga tau kalo kita ini orang, bukan ubur-ubur.
(Diambil dari bab “Woy, Cina!”)

Di banyak mall di Jakarta, ada petugas lift. Padahal siapa sih yang gak mampu mengoperasikan lift? Kalo mau ke lantai 3, kan tinggal cari tombol angka “3″. Simpel. Kecuali tulisan tombolnya bukan “3″, tapi lebih rumit. Misalnya “1/2 x akar 36″.

Lagian gue belum pernah baca ada headline koran semacam ini:
“GAGAL MENEMUKAN LANTAI TIGA, SEORANG REMAJA TERJEBAK SELAMA DUA HARI DI DALAM LIFT MALL TAMAN NAGREK”
(Diambil dari bab “Jakarta Dikepung!”)

“Wah, ga nyangka Mas Ernest Cokelat bisa nulis buku juga. Selamat Mas, salam buat Mbak Nirina!”
- Madun, 23th, mahasiswa gaul

“Lucu sih. Tapi menurut Mama masih lucuan buku temen kamu tuh si radit radit apalah itu.”
- Jenny, 54th, ibu rumah tangga

“Ernest itu sosok inspiratif yang pantang menyerah. Terbukti, meskipun buku pertamanya gak laku dan jadi numpuk sampe menuh-menuhin rumah, dia tetep mau nyoba lagi.”
- Meira, 30th, istri penyayang suami

“F0lbek aq y bg…”
- Novi, 16th, remaja hilang arah===================================

-Novel Ngenest edisi film persembahan Rak Buku-

About the author

Ernest Prakasa (lahir 29 Januari 1982; umur 33 tahun) adalah seorang pelawak tunggal Indonesia. Ia dikenal sejak meraih peringkat ketiga dalam acara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) pada 2011 dan juga dikenal sebagai seorang komedian Tionghoa-Indonesia yang sering menjadikan kehidupan etnisnya sebagai materi komedi tunggal.

Awal karier Ernest adalah di industri musik, yakni dengan bergabung bersama Universal Music. Ia lalu melanjutkan kiprahnya di Sony Music. Nyaris enam tahun berkutat di industri musik, Ernest mendaftarkan diri ke program televisi Kompas TV, yakni Stand Up Comedy Indonesia. Ia berhasil lolos audisi dan terpilih menjadi satu dari tiga belas finalis dari seluruh Indonesia, dan meraih peringkat ketiga dalam kompetisi tersebut. Ernest akhirnya memutuskan diri untuk terjun dan menekuni profesi pelawak tunggal secara penuh. Bersama Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Isman H. Suryaman dan Ryan Adriandhy, Ernest mendirikan Stand Up Indo, sebuah komunitas pelawak tunggal pertama di Indonesia, yang hingga kini telah memiliki sub-komunitas di lebih dari 15 provinsi, dan dianggap sebagai salah satu perintis budaya komedi tunggal di Indonesia.

Ernest telah melakukan sebuah tur komedi tunggal pada 2012, dan ia merupakan komedian pertama Indonesia yang melakukan hal itu. Tur tersebut dinamai Merem Melek, menjelajah 11 kota dari Bandung, Semarang, Solo, Denpasar, Malang, Surabaya, Makassar, Kendari, Samarinda, hingga Palangkaraya, dan ditutup di Gedung Kesenian Jakarta pada 10 Juli 2012. Ia juga pernah menggelar sebuh pertunjukan komedi tunggal khusus bersama para komedian dari etnis Tionghoa-Indonesia, berjudul Ernest Prakasa & The Oriental Bandits yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 9 Februari 2013, sehari sebelum perayaan Imlek.

Di bulan November 2013, ia melakukan tur keduanya yang diberi judul Illucinati, menyambangi 17 kota yakni Makassar, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Banda Aceh, Semarang, Solo, Jogjakarta, Padang, Depok, Bandung, Bogor, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Denpasar, dan ditutup kembali di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Januari 2014. Acara puncak ini menorehkan rekor sebagai komedi tunggal spesial pertama di Indonesia yang digelar sebanyak tiga kali pertunjukan dalam satu hari.


Ngenest 1










Posting Komentar

 
Top